Selain Keterampilan Vokasional, Apa Saja yang Diajarkan di SLB?

Sekolah luar biasa (SLB) mempunyai peran penting dalam menyiapkan generasi masa depan Indonesia, khususnya mereka yang berkebutuhan khusus. Melalui pendidikan dan program yang khusus, SLB memberikan kesempatan bagi setiap anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk berkembang sesuai potensinya. 

Dengan pendekatan yang holistik, SLB tidak hanya fokus pada aspek akademis dasar saja, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional untuk mendukung kehidupan mereka sehari-hari. Berbagai intervensi yang dilakukan melalui pendidikan di SLB tersebut diharapkan akan membantu siswa untuk mandiri dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

Lantas, apa saja kompetensi yang diajarkan di SLB untuk mendukung pengembangan potensi ABK? 

1. Keterampilan Vokasional

Angga Pratama Armaddi Putra, guru pendamping khusus (GPK) di SKB, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mengatakan keterampilan vokasional merupakan skill yang diberikan kepada peserta didik ABK, mulai di jenjang SMPLB sampai SMALB. Keterampilan vokasional diberikan sebagai bekal keterampilan bagi para siswa SLB saat mereka lulus nantinya.

“Beberapa pembelajaran bersifat vokasional yang biasanya diterapkan di SLB, seperti keterampilan membatik, merangkai bunga, hantaran, sablon, seni kriya, membuat kue, dan masih banyak lagi,” kata Angga Pratama yang pernah mengajar di SLBN 1 Pekalongan, Jawa Tengah ini. 

2.  Kompetensi Kewirausahaan 

kompetensi kewirausahaan biasanya sudah ditanamkan kepada peserta didik berkebutuhan khusus mulai dari jenjang SMPLB. Guru SLB menanamkan jiwa entrepreneur kepada para siswanya agar mereka bisa bekreasi dengan bermacam keterampilan yang bernilai jual. 

Tidak hanya itu, menurut Angga Pratama, kompetensi kewirausahaan juga diajarkan kepada siswa SLB agar mereka dapat memasarkan produknya dan akhirnya menghasilkan uang sendiri sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup nantinya.

3. Program Khusus

Program ini adalah program yang dibutuhkan oleh ABK sesuai kekhususan peserta didik. Program khusus ini memfasilitasi peserta didik yang mengalami hambatan sehingga diharapkan dapat menggantikan  atau mengatasi hambatan tersebut. Program khusus ini didesain sesuai dengan kemampuan dasar peserta didik. Misalnya, untuk tunanetra, maka program khusus yang diberikan seperti pengembangan orientasi, mobilitas, sosial dan komunikasi.

4. Kompetensi Kemandirian

Kompetensi ini merupakan program yang sangat penting diberikan kepada ABK dengan berbagai kekhususan. Tanpa kompetensi kemandirian ini, berbagai kompetensi lainnya akan sulit tercapai. Kompetensi kemandirian yang dimaksud adalah seperti mengurus dan merawat diri sendiri.  

Melalui bimbingan dan arahan guru, peserta didik berkebutuhan khusus diharapkan dapat memenuhi keempat kompetensi di atas sehingga dapat mandiri secara ekonomi dan hidup lebih baik di masyarakat.