Ini Alasan Uji Terap PJJ Dilakukan di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu

Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) telah meluncurkan uji terap penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) jenjang pendidikan menengah di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia. Kehadiran PJJ menjadi harapan baru bagi anak-anak pekerja migran Indonesia (PMI) yang selama ini kesulitan mengakses pendidikan jenjang menengah.


Kepala SIKK, Syahyudin, mengatakan bahwa ada sejumlah alasan yang dihadapi oleh anak-anak pekerja migran saat akan melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah, baik SMK maupun SMA. Padahal, menurutnya, sekolah kejuruan di SIKK memiliki sejumlah program kompetensi yang menarik dan sangat relevan dengan perkembangan dunia industri saat ini. 


“Daya tampung untuk SMK dan SMA di SIKK itu memang sangat terbatas untuk menampung lulusan SMP dari Community Learning Center (CLC),” kata Syahyudin. 


Selain daya tampung, penyebab lain anak pekerja migran Indonesia akhirnya memilih tidak melanjutkan sekolah ke jenjang menengah juga terkait dengan akses yang terlalu jauh menuju SIKK.


“Bisa berjam-jam dan bahkan bisa berhari-hari mereka kalau untuk mengakses SIKK apalagi biaya hidup di Kota Kinabalu juga tidak murah,” tambah Syahyudin. 


Sebenarnya, lanjut Syahyudin, selama ini pemerintah berupaya untuk memberikan layanan pendidikan menengah kepada anak-anak para pekerja migran ini. Salah satunya adalah melalui beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi. Namun, menurut Syahyudin, beasiswa tersebut masih terbatas.


Belum lagi, lanjut Syahyudin, yayasan untuk menampung anak-anak tersebut juga dinilai masih terbatas. Padahal setiap tahunnya ada ribuan lulusan yang dihasilkan oleh CLC.


“Jumlah murid CLC kita yang SMP itu bisa 5.000-an,” tambah Syahyudin. 


Oleh karena itu, Syahyudin berharap, dengan uji terap ini, pemerintah akan menemukan model PJJ yang sesuai, utamanya bagi anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di daerah yang sulit dijangkau seperti di daerah perkebunan di Sabah dan Sarawak.


“Sebenarnya selama ini kami sudah menyelenggarakan SMA Terbuka di SIKK. Tapi, kami masih perlu banyak dukungan agar pelaksanaan PJJ di SMA Terbuka SIKK ini bisa maksimal,” Syahyudin menambahkan.


Sementara itu, sebelumnya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa pemilihan SIKK sebagai lokasi uji terap program PJJ dikarenakan SIKK menjadi salah satu sekolah Indonesia dengan jumlah murid terbesar dibandingkan dengan 12 Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) yang lain. 


SIKK, menurut Tatang, juga merupakan sekolah induk bagi CLC yang ada di Sabah dan Sarawak dengan komposisi 182 di dalam ladang dan 43 di luar ladang. Sementara itu, jumlah CLC di Kinabalu sendiri sebanyak 11.353, yang tersebar di Tawau sebanyak 7.774, dan Sarawak sebanyak 2.455.