Jakarta – Tidak seperti anak-anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus (ABK) memiliki kebutuhan tersendiri dalam belajar, baik belajar di sekolah maupun di rumah. Meskipun sekolah masih menjadi pilihan utama bagi para ABK untuk mengembangkan bakat dan potensi mereka, belajar di rumah juga sangat diperlukan. Hal ini karena waktu yang dihabiskan anak di rumah jauh lebih banyak jika dibanding di sekolah. Bagi orang tua, mereka terkadang mengalami kesulitan saat harus mendampingi putra-putrinya yang berkebutuhan khusus saat belajar di rumah.
Bagi Rachel Siloam, mahasiswa difabel yang mendalami ilmu parenting sekaligus penulis buku “Keajaiban Ada pada Ibu”, hal pertama yang harus dilakukan saat mendampingi ABK belajar di rumah adalah dengan menggunakan minat anak sebagai pintu masuk untuk belajar. Menurut Rachel, minat adalah pintu besar untuk mengajak anak belajar dengan senang hati.
Aneka proses belajar bisa dilakukan dengan menggunakan minat sebagai pintu masuknya. Belajar yang dilakukan pun bisa menjadi luar biasa karena anak menikmati kegiatan tersebut.
“Apabila anak suka kucing? Gunakan itu untuk belajar sains, membaca, menggambar, bahkan matematika dengan cara menghitung jumlah kucing dan sebagainya,” kata Rachel.
Orang tua, lanjut Rachel, juga harus membuat dan mengatur jadwal yang seimbang bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagaimana anak pada umumnya, anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu waktu yang seimbang.
“Jadi, harus dibuat jadwal yang imbang antara jadwal belajar, istirahat dan bermain,” tambah Rachel.
Penggunaan media visual dan benda konkret juga sangat diperlukan untuk membantu anak-anak agar mudah dalam belajar.
“Penting juga untuk menggunakan instruksi sederhana yang mudah dipahami oleh para ABK,” ujar Rachel.
Rachel juga mengingatkan agar para orang tua tidak hanya fokus pada hasil yang dicapai oleh anak-anak, tetapi juga pada proses yang dijalani oleh putra-putri mereka.