Tanggap Bencana, Direktorat PKPLK Bangun 40 Ruang Kelas Darurat di Flores Timur

Kupang – Direktorat Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,  Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) akan membangun 40 ruang kelas darurat untuk memastikan proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak terganggu. 

Rencana pembangunan 40 ruang kelas darurat tersebut disampaikan oleh Direktur PKPLK, Saryadi, saat acara penyerahan Bantuan Sosial Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, Selasa (30/9) di Kupang,  NTT. Serah terima bantuan juga dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Regulasi dan Hubungan Antarlembaga, Prof. Biyanto, serta Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah.


“Ruang kelas darurat ini akan dibangun dengan konstruksi sederhana, namun kokoh agar dapat digunakan segera oleh peserta didik. Target kami, akhir Oktober ruang kelas darurat ini sudah bisa digunakan,” kata Saryadi. 


Berdasarkan data Dinas Pendidikan setempat, sebanyak 26 sekolah terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.  Sekolah yang terdampak meliputi berbagai jenjang, mulai dari TK/PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.


Menurut Saryadi, pembangunan dan penanganan bantuan yang diberikan ini akan dikelola oleh organisasi masyarakat,  Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Center of Imagined Society (CIS) Timor. 


“Kami ingin menjamin akuntabilitas dan transparansi batuan, sehingga kami berinisiatif untuk melibatkan organisasi masyarakat,” tambah Saryadi. 


Selain membangun 40 ruang kelas darurat, Direktorat PKPLK juga menyalurkan 2.000 paket perlengkapan sekolah (school kit) berupa tas, buku tulis, dan alat perlengkapan belajar lainnya untuk peserta didik yang terdampak. Penyerahan paket perlengkapan sekolah tersebut diharapkan dapat mengurangi beban orang tua dan mendukung motivasi belajar para murid pasca-bencana. 


Pada penyerahan bantuan yang dihadiri oleh Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, ini Direktorat PKPLK juga memberikan bantuan berupa dukungan psikososial bagi 100 guru. Kegiatan layanan psikososial ini difokuskan pada pemulihan psikologis pendampingan dan penguatan kapasitas para pendidikan yang terdampak langsung. 


“Jadi, guru akan dibekali dengan strategi pendampingan psikososial agar dapat membantu murid pulih secara mental dan emosional,” tambah Saryadi.


Saryadi berharap, dengan dukungan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait, seluruh bantuan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemulihan pembelajaran. Direktorat PKPLK juga akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemanfaatan bantuan yang diberikan, sekaligus memberikan pendampingan lanjutan agar  pendidikan di Kabupaten Flores Timur dapat segera pulih pascabencana. 

Menanggapi bantuan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dari Direktorat PKPLK. “Bantuan ini akan sangat berarti bagi peserta didik kami untuk bisa melangsungkan pendidikannya,” kata Ambrosius.

Staf Ahli Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bidang Regulasi dan Hubungan Antarlembaga, Prof. Biyanto, mengapresiasi NTT sebagai provinsi yang memiliki kerukunan paling tinggi di tengah keragaman yang ada. Ia berharap, bencana alam yang menimpa bisa dapat diatasi sehingga pendidikan bisa kembali pulih.

“Masyarakat NTT memiliki keberkahan dan kerukunan yang baik. Semoga, bencana di Flores Timur yang terjadi akan segera dapat diatasi, dan para peserta didik terdampak dapat terus senantiasa mendapatkan pembelajaran dalam situasi apa pun,” ujar Prof. Biyanto.

Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, mengapresiasi komitmen dan aksi tanggap Direktorat PKPLK untuk memastikan hak pendidikan bagi anak-anak terdampak bencana. Menurutnya, sebagai pilar penting dalam membangun bangsa, proses belajar tidak boleh berhenti dalam kondisi apa pun, termasuk bencana. 


“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk membangun bangsa. Karena itu, proses belajar tidak boleh berhenti dalam kondisi apa pun, bahkan di tengah darurat dan bencana, pendidikan harus tetap berjalan demi masa depan generasi,” ujar Anita.


Sebagai informasi, Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan salah satu gunung api aktif di Kabupaten Flores Timur, NTT. Sejak tahun 2023, gunung ini terus mengalami erupsi meski dalam skala kecil maupun besar. Erupsi hebat pernah terjadi pada 4 November 2024, sejak itu aktivitas gunung berapi ini terus dalam pengawasan. Pada 17 Juni 2025, gunung ini kembali mengalami erupsi hebat yang menyebabkan sekitar 26 sekolah terdampak.